Tuesday, October 24, 2017

Istriku "Memukul" Ibuku, Aku Marah dan Mengusirnya. Tapi Setelah Anakku Mengatakan "Satu Kalimat" Ini, Aku pun Langsung Berlutut dan Memohon Istriku Kembali!

Sebelum menikah, ibuku sudah tidak suka dengan istriku sekarang, karena ia tumbuh dan besar di desa. Aku adalah seorang pegawai negeri, istriku adalah seorang pekerja di sebuah perusahaan swasta. Ibuku merasa pekerjaanku adalah pekerjaan yang cukup baik, sedangkan pekerjaan istriku tidak begitu stabil.
Meski istriku adalah wanita yang sangat baik hati dan cantik, tapi ibuku tidak merasa itu adalah suatu kelebihan. Ibuku masih berkata, wanita seperti itu di jalanan juga banyak, pilih saja satu. Tapi aku sangat menyayangi wanitaku, aku memohon kepada ibuku untuk merestui kami, hingga akhirnya ibu pun setuju, dan kami pun menikah.
Ketika menikah, kami membayar rumah bersama, juga tidak ada uang mahar, tapi istriku tidak komplain. Setelah menikah, kami tinggal bersama ibuku. Ibu pun meminta agar ia yang memegang kartu tabunganku, ya sudah aku berikan saja.
Belum lama menikah, istriku hamil. Ia bekerja dan juga mengurus rumah. Sedangkan ibuku tidak melakukan apa-apa. Ibuku mengatakan bahwa kartu tabungan istriku kasih ke dia juga, tapi istriku menolak. Hal ini membuat ibuku komplain terus selama beberapa hari.
Setelah anakku lahir, hampir setiap hari ibuku terus bersama istriku. Ibu tidak membantu apa-apa, malah berkata melahirkan anak, buang-buang uang saja dan tidak peduli dengan cucunya itu. Ketika aku ada waktu, aku akan membantu istriku menjaga anakku.
Terkadang istriku memberi ibu hadiah, tapi ibu tidak mau menerimanya dan menuduh istriku mengambil uang keluargaku untuk diberikan kepada keluarganya. Aku melihat ibu sangat yakin, sehingga membuatku percaya.
Sejak anakku lahir, hampir setiap hari aku bertengkar dengan istriku dan tidak seperti dulu lagi.
Suatu hari ketika aku sampai di rumah, aku melihat ibu duduk di lantai sambil menangis, dengan putriku yang berusia 4 tahun di sebelahnya. Aku segera memeluk dan menggendong putriku masuk ke kamar.
Ibuku yang menangis berkata bahwa istriku memukul dan mendorongnya, hal ini membuatku sangat marah. Aku pun menampar istriku dan berkata bahwa aku ingin bercerai. Ia pun menangis dan pergi.
Keesokan harinya, putriku terus ribut mencari mamanya. Aku pun berkata kalau mamanya sedang pergi ke rumah nenek (ibu istrinya). Putriku yang berusia 4 tahun berkata: "Pa, apa karena nenek memukul mama, jadi mama marah?"
Aku yang mendengar perkataan putriku sontak kaget, aku bertanya kepada putriku bagaimana itu terjadi. Putriku mengatakan, nenek memukul mamanya, kemudian nenek duduk sendiri di lantai dan menangis.
Aku merasa bodoh sekali. Kemudian aku pergi bertanya kepada ibuku, ia pun  mengakuinya, ia mengatakan karena ia tidak suka dengan istriku, jadi ia ingin aku bercerai dengannya.
Lalu aku segera pergi mencari istriku, berlutut meminta maaf dan memohonnya agar kembali ke sisiku, tapi ia tidak mau.
Istriku mengatakan bahwa ia ingin bercerai saja! Memang ini adalah kesalahanku, tapi aku sangat menyesal dan ingin memperbaikinya. Apa yang harus kulakukan?
Sumber: happylady

http://www.cerpen.co.id/post_145334.html

0 comments:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Online Project management