Tuesday, October 17, 2017

Usia 22 Tahun Ia Menikah dengan Tentara Jepang, Naas, 60 Tahun Kemudian, Ia Tidur "Memeluk Guling" yang Ternyata "Isi Dalamnya" Sungguh Menyayat Hati!

Pada tahun 1940-an, Jepang menduduki Vietnam selama kurang lebih 5 tahun. Seusai penjajahan, sebagian tentara Jepang menetap di Vietnam atas nama penasihat untuk membantu tentara Vietnam Utara melawan pemerintah kolonial Prancis.
Nguyen Thi Xuan, 94 tahun, suaminya adalah seorang tentara Jepang. Mereka menikah pada tahun 1945. Dengan berakhirnya penjajahan Jepang, suaminya diminta untuk meninggalkan Vietnam, Nguyen terpaksa harus berpisah dengan suaminya dan menjanda selama 60 tahun.
Meskipun banyak orang Vietnam yang membenci Jepang, beberapa orang berpendapat bahwa Jepang telah membantu Vietnam dalam mengakhiri pemerintahan kolonial Prancis di Semenanjung Indo-China. Selama pendudukan Jepang, lebih dari 1 juta orang Vietnam meninggal karena kelaparan, namun ada beberapa orang yang jadi jatuh cinta dengan tentara Jepang, Nguyen salah satunya.
Nguyen Thi Xuan memegang foto suaminya duduk di depan rumah. "Dia fasih berbahasa Vietnam, sering menyanyikan lagu-lagu Vietnam." Tiap kali berbicara tentang suaminya, matanya pasti membesar dan bersinar.
Nguyen menunjukkan sebuah foto yang diambil pada tahun 1947. Itu adalah foto dia dan suaminya beserta dua anaknya. Suaminya tidak segera kembali ke Jepang setelah akhir Perang Dunia II, namun tetap tinggal di Vietnam dengan 600 tentara Jepang lainnya atas nama penasihat militer untuk membantu pimpinan tentara Viet Minh Hu Zhiming melawan Perancis.
Hampir setengah dari tentara Jepang ini ada yang meninggal karena perang dan penyakit. Ketika akhirnya Vietnam mengalahkan Prancis pada tahun 1954, pemerintah memutuskan untuk memulangkan sisa tentara Jepang yang masih hidup. Suami Nguyen pun termasuk dalam 71 tentara yang dipulangkan pada tahun 1954. Mereka tidak diizinkan membawa keluarga mereka kembali ke Jepang.
Nguyen harus berpisah dengan suaminya. Sang suami berjanji akan kembali menjemput mereka, tapi ia tidak memenuhi janjinya. 
Nguyen dan anak-anaknya terlantar dan hidup dalam kemiskinan, bahkan harus menghadapi makian penduduk setempat karena telah melahirkan anak dari musuh. 
Sebagai keturunan tentara Jepang, putra sulung Nguyen pun sering mendapat masalah di sekolah, "Mereka mengejek saya fasis Jepang, lalu kemudian kami berantem."
Setelah kepergian suaminya, Nguyen membesarkan sendiri kedua anaknya dan tidak menikah lagi. 
Di tempat tidurnya, ada sebuah guling yang dibungkus dengan kain bendera Vietnam, namun isi dalamnya adalah kemeja suaminya. Nguyen berkata,  "Ini adalah suami saya." Ia memeluk bantal tersebut setiap malam untuk tidur.
Lain dengan suaminya. Di Jepang, suaminya menikah lagi dan membangun keluarga. 
Pada tahun 1975, perang berakhir dan situasi mulai mereda. Dngan berakhirnya Perang Dingin, hubungan antara Jepang dan Vietnam juga berangsur membaik. 
Pada tahun 2005, suami Nguyen dan keluarga Jepang-nya datang ke Vietnam, di mana mereka bertemu sebentar untuk waktu yang singkat.
Nguyen berkata, "Saya senang bertemu dengannya lagi, meski hanya sekali," katanya, "Yang sudah berlalu biarlah berlalu. Sekarang saatnya untuk melihat ke depan."
Hiks... ada yang motong bawang yah?
Sumber: pixpo

http://www.cerpen.co.id/post_145396.html

0 comments:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Online Project management