Monday, October 23, 2017

Miris! Ini Potret Kehidupan "Para Mahmud Kota Kecil Filipina" yang Menggendong Bayi Sambil "Menjual Diri" Untuk Menyambung Hidup!

Filipina dan Timor Leste adalah dua negara beragama Katolik di Asia, di Filipina sendiri, umat katolik mencapai 83% dari penduduknya, sementara gereja Katolik sendiri sangat menentang aborsi dan alat kontrasepsi. Menurut Konstitusi Filipina, aborsi di sana adalah ilegal. Namun ternyata di sebelah utara Filipina, ada sebuah kota kecil bernama Cagayande Oro, kota kecil nan kumuh yang ditinggali ribuan ibu-ibu muda..
Seorang perempuan 16 tahun bernama Miza ini lahir dan besar di Filipina, dia memiliki seorang anak laki-laki yang baru berusia 1 tahun. Miza merupakan putri tertua di keluarganya, dia memiliki 3 adik laki-laki dan perempuan, orang tuanya merupakan pekerja kasar di kota ini, sejak dulu hidupnya memang sangat sulit. Miza harus hidup dan membesarkan anaknya sendirian, bahkan masih harus memperhatikan adiknya yang masih kesulitan makanan.
Bagi perempuan sepertinya yang memiliki beban begitu berat, satu-satunya barang berharga yang ia miliki adalah tubuhnya yang masih muda, setiap harinya ia melayani 2-3 orang laki-laki agar keluarganya tetap bisa bertahan hidup. Setiap harinya, biaya makan satu keluarga bisa mencapai 5 dolar, sedangkan setiap kali melayani 1 pria, ia dibayar 2 dolar. Apalagi bila sama sekali tidak ada 「pelanggan」, maka hari itu Miza sama sekali tidak mendapatkan penghasilan. Anak-anak akan menunggu di depan pintu kamar Miza menanti ada tamu yang masuk ke kamar ini, menanti makanan untuk hari itu.
Ternyata di kota ini, bukan hanya Miza, masih banyak perempuan-perempuan yang masih sangat mudah yang memiliki nasib yang sama. Hidup dalam kondisi yang sulit, sedangkan di dalam kota kecil miskin seperti ini, wanita sangat sulit mencari pekerjaan. Akhirnya mereka harus bertahan hidup dari para pendatang. Para wanita akan pergi ke daerah yang lebih ramai yang banyak didatangi turis untuk mencari uang.
Ini adalah daerah ramai di kota itu, seringkali terlihat ada pria besar berkulit putih yang menggandeng beberapa wanita muda dari kota tersebut. Para turis asing seperti ini akan membayar mereka lebih dari 20 dolar untuk sekali pelayanan. Dengan demikian, mereka bisa memiliki hidup yang sedikit lebih baik.
Bagi para anak perempuan di kota ini. Peraturan pemerinta juga membuat mereka hidup semakin sulit. Karena tidak boleh aborsi dan menggugurkan kandungan, di sisi lain mereka justru bertahan hidup dari menjual diri kepada para turis. Setiap kali sepulang bekerja, mereka akan dipenuhi rasa tak aman, kalau sampai mereka hamil, maka akan ada satu nyawa lagi yang harus mereka hidupi, ini justru akan menambah beban hidup mereka.
Mamah muda di Filipina ini sudah menarik perhatian media asing, berdasarkan informasi, setidaknya ada 10% dari perempuan berusia 14-18 tahun yang hamil di Filipina, sedangkan ada 7.5% perempuan yang sudah menjadi ibu. Perempuan seperti Miza sangat banyak di Filipina, sulit dibayangkan bagaimana anak-anak mereka setelah besar nanti..


sumber : BH

http://www.cerpen.co.id/post_145701.html

0 comments:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Online Project management